Koleksi Audiovisual
Koleksi audiovisual (pandang dengar) adalah semua bahan terekam
dalam bentuk pita kaset audio dan video. Untuk penggunaannya tersedia peralatan
audio dan video untuk penggunaan individual dan kelompok. Koleksi ini terletak
di lantai 3 (ruang warintek)
Untuk baiknya pelayanan
perpustakaan maka perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang sesuai dengan
tuntutan jaman maupun teknologi yang berkembang. Sedangkan mengenai sistem
layanannya apakah itu layanan terbuka (open access) maupun tertutup (closed access) perlu dipertimbangkan penerapannya berdasarkan kondisi
dan kebutuhan masyarakat yang dilayani. Pada perpustakaan umum sistem
layanannya biasanya adalah sistem layanan terbuka (open access). Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa dengan sistem
layanan terbuka ini masyarakat pengguna perpustakaan dapat langsung ke rak
koleksi dan memilih sendiri buku atau informasi yang dibutuhkannya dan hal ini
akan memberi sensasi tersendiri, dimana pengguna perpustakaan akan diberi
kesempatan yang bervariasi untuk mendapatkan beberapa bahan pustaka yang dia
minati.
Layanan Pandang Dengar (audio visual)
Layanan pandang dengar adalah kegiatan peminjaman
atau pemutaran pustaka pandang dengar kepada pengguna perpustakaan. Dimana
koleksi perpustakaan yang termasuk dalam pustaka pandang dengar ini adalah
kaset, film, slide, piringan hitam, compact
disc (CD),
kaset video dan lain-lain. Koleksi-koleksi tersebut dapat saja dipinjamkan atau
diputarkan di perpustakaan sendiri. Perlunya layanan pandang dengar (audio
visual) ini disajikan perpustakaan adalah mengingat perkembangan
teknologi, terlebih-lebih pada sarana atau media penampung informasi yang
merupakan perpaduan antara citra (gambar) dan suara yang memberi manfaat bagi
peningkatan kualitas penyampaian informasi dan daya ingat masyarakat pengguna
perpustakaan.
Audio Visual
Thursday, 23 September 2010 15:02 Admin
Perpus Pasca
Pada layanan Audio Visual, pengguna dapat melakukan
penelusuran informasi secara cepat dalam jumlah yang sangat besar melalui CD-ROM.
Informasi yang tersedia dalam CD-ROM dapat didownload sesuai dengan kebutuhan
pengguna (ketentuan akses CD-ROM diatur tersendiri). Pengembangan koleksi audio
visual merupakan bagian dari program perpustakaan sehingga dalam tahun anggran
ini mulai ada penambahan untuk koleksi CD-ROM dan koleksi pandang dengar
lainnya.
. Koleksi Pandang Dengar :
Koleksi Pandang Dengar terdiri dari koleksi audio berupa kaset analog, CD audio, piringan hitam dan open reel yang menyajikan musik tradisi Indonesia, musik etnik, musik kontemporer, musik komposisi dan musik komersial baik dari dalam maupun luar negeri.
Sedangkan koleksi visual/audio berupa VCD, DVD, MDV, Hi 8mm, VHS dan Betamax yang menyajikan rekaman video ujian akhir mahasiswa jurusan Karawitan, Pedalangan, Tari dan Seni Rupa ISI Surakarta, rekaman video kegiatan lembaga dalam rangka pertunjukan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh ASKI, STSI dan ISI Surakarta serta rekaman video komersial baik dari dalam maupun luar negeri.
Koleksi-koleksi ini berada di lantai I gedung UPT Perpustakaan.
Koleksi Pandang Dengar terdiri dari koleksi audio berupa kaset analog, CD audio, piringan hitam dan open reel yang menyajikan musik tradisi Indonesia, musik etnik, musik kontemporer, musik komposisi dan musik komersial baik dari dalam maupun luar negeri.
Sedangkan koleksi visual/audio berupa VCD, DVD, MDV, Hi 8mm, VHS dan Betamax yang menyajikan rekaman video ujian akhir mahasiswa jurusan Karawitan, Pedalangan, Tari dan Seni Rupa ISI Surakarta, rekaman video kegiatan lembaga dalam rangka pertunjukan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh ASKI, STSI dan ISI Surakarta serta rekaman video komersial baik dari dalam maupun luar negeri.
Koleksi-koleksi ini berada di lantai I gedung UPT Perpustakaan.
Pelayanan Audiovisual
Perpustakaan sebagai sumber
belajar tidak hanya menghimpun koleksi buku,
jurnal, dan sejenisnya yang tercetak tetapi juga menghimpun koleksi
audiovisual.
Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman
(1994 : 71)
pelayanan audiovisual atau pelayanan pandang-dengar adalah
”kegiatan
meminjamkan pustaka pandang-dengar kepada pengguna untuk
ditayangkan dengan
bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan”. Dalam hal ini
”alat-alat audio
Universitas Sumatera Utaravisual adalah alat-alat yang ”audible”
artinya dapat didengar dn alat-alat yang
”visible" artinya dapat dilihat” (Sulaiman, 1985 :11)
Tujuan pelayanan audiovisual adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran,
penelitian, dan rekreasi
2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas
perpustakaan
3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan
4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui pustaka pandang-dengar
di
samping lewat bacaan (Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku
Pedoman, 1994 : 71).
Dari uraian di atas
diketahui bahwa pelayanan
audiovisual merupakan salah
satu pelayanan perpustakaan yang dapat memotivasi pengguna untuk
lebih
memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 90)
dinyatakan bahwa layanan audiovisual memiliki bahan dan
perlengkapan yang dapat
dibedakan atas tiga kelompok:
1. Bahan perpusatakaan yang
melalui perlengkapannya hanya menampilkan
citra, misalnya slaid, beningan (transparancy), dan bahan
perpustakaan
renik.
2. Bahan perpustakaan yang
melalui perlengkapannya hanya mengeluarkan
bunyi, misalnya kaset audio, piringan hitam, cakram optik
3. Bahan perpustakaan yang
melalui perlengkapannya menampilkan citra
disertai bunyi, misalnya, kaset/ cakram melalui mesin video, film
suara
melalui proyektor film.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap jenis bahan
audiovisual jenis rekaman, suara, dan video menggunakan
perlengkapan yang
disesuaikan dengan bahan perpustakaan
Pengertian AUDIO VISUAL
Secara harfiah Audio berarti pendengaran atau penerimaan bunyi (kata benda), visual adalah gambar atau yang dapat dilihat (kata keterangan). Audio Visual itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi yang dapat didengar dan dilihat. Perangkat yang digunakan sebagai alat audio visual meliputi radio, televisi, telekomunikasi.
Audio Visual sebagai bentuk komunikasi massa yang dikelola sebagai komoditi agar tersebar luas sesuai dengan sasaran yang dituju, dikemas adalam bentuk berbagai komunikasi seperti TV Comercial, Video Clip, Video profile, Film ataupun animation dan slide to slide.
Gambar bergerak dan bersuara atau yang lebih dikenal dengan nama film, merupakan suatu bentuk komunikasi massa yang didalamnya terdiri dari produser, pemain hingga seperangkat kesenian lain yang sangat mendukung seperti musik, seni rupa, teater, dan seni suara. Semua unsur tersebut terkumpul menjadi komunikator dan bertindak sebagai agen transformasi budaya.
Secara harfiah Audio berarti pendengaran atau penerimaan bunyi (kata benda), visual adalah gambar atau yang dapat dilihat (kata keterangan). Audio Visual itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi yang dapat didengar dan dilihat. Perangkat yang digunakan sebagai alat audio visual meliputi radio, televisi, telekomunikasi.
Audio Visual sebagai bentuk komunikasi massa yang dikelola sebagai komoditi agar tersebar luas sesuai dengan sasaran yang dituju, dikemas adalam bentuk berbagai komunikasi seperti TV Comercial, Video Clip, Video profile, Film ataupun animation dan slide to slide.
Gambar bergerak dan bersuara atau yang lebih dikenal dengan nama film, merupakan suatu bentuk komunikasi massa yang didalamnya terdiri dari produser, pemain hingga seperangkat kesenian lain yang sangat mendukung seperti musik, seni rupa, teater, dan seni suara. Semua unsur tersebut terkumpul menjadi komunikator dan bertindak sebagai agen transformasi budaya.
Suatu perguruan tinggi dikatakan baik apabila didukung berbagai
sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya program perguruan tinggi yang
bersangkutan. Salah satunya adalah perpustakaan. Perpustakaan Perguruan tinggi
harus bisa memenuhi segala kebutuhan dari setiap sivitas akademik. Dengan
begitu, pihak perpustakaan berusaha memberi layanan yang terbaik demi kepuasan
para penggunanya. Hal seperti ini sering disebut pelayanan pengguna. Pelayanan
pengguna adalah pelayanan yang diberikan pihak perpustakaan terhadap pengguna
dalam memenuhi kebutuhannya, yaitu memberikan informasi yang tepat sesuai
dengan kebutuhan para pengguna.
Pelayanan Audio Visual
Pelayanan audio visual atau pandang dengar merupakan salah satu
jenis pelayanan yang diberikan kepada pengguna peprustakaan. Koleksi
perpustakaan tidak hanya buku saja tetapi termasuk bahan bukan buku. Kehadiran
bahan bukan buku ini memperkaya koleksi peprustakaan dan kemungkinan peprustakaan
untuk memberikan layanan yang lebih bervariasi kepada pengguna.
Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 90)
dinyatakan bahwa pelayanan ;
Pelayanan audio visual adalah kegiatan melayankan bahan multimedia
kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam
peprustakaan, misalny film dengan proyektornya. Untuk keperluan kelompok,
misalnya untuk mengajar atau seminar, pustaka dan perlengkapannya dapat
dipinjamkan keluar gedung perpustakaan.
Pelayanan pandang dengar bertujuan dengan ;
1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran,
penelitian, dan rekreasi.
2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas
perpustakaan.
3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan.
4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui pustaka pandag dengar
disamping lewat bacaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan audio visual
atau pandang bertujuan meningkatkan kualitas serta daya ingat pengguna melalui
pelayanan dengar untuk ditayangkan
dengan bantuan perlengkapan yang ada di perpustakaan untuk menyampaikan informasi bagi pengguna
perpustakaan.
Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 90)
dinyatakan
bahwa bahan pustaka audio-visual dan perlengkapannya dapat
dibedakan atas tiga kelompok :
1. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya, hanya
menampilkan citra, misalnya, slaid, beningan, (transparancy), dan bahan renik.
2. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya, hanya
mengeluarkan bunyi, misalnya, kaset audio, piringan hitam, cakram optik.
3. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya, menampilkan
citra disertai bunyi, misalnya kaset/cakram video melalui mesin video, film
suara melalui proyektor film.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tentu bahan
perpustakaan audio- visual dan perlengkapannya sangat penting disediakan di
perpustakaan untuk menunjang kegiatan pelayanan khususnya pelayanan
audio-visual sehingga pengguna dapat memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan
masing-masing pengguna.
LAYANAN
AUDIOVISUAL dan MULTIMEDIA DI PERPUSTAKAAN
Rizki Eliani
S1 Ilmu Perpustakaan- Diponegoro University
KATA PENGANTAR
Dalam upaya meningkatkan layanan di perpustakaan dan
menyambut berkembangnya teknologi multimedia saat ini, ilmu mendapat
penghargaan sangat tinggi. Dalam melakukan transfer ilmu banyak sarana yang
dapat digunakan. Salah satunya adalah multimedia.
Perpustakaan pada dewasa ini telah berkembang
sedemikian pesatnya. Perkembangan perpustakaan dalam beberapa dasawarsa ini
telah banyak dipengaruhi oleh perkembangan multimedia. Perpustakaan sebagai
salah satu “aktor” yang berperan dalam pengumpulan, pengolahan dan
pendistribusian informasi mau tidak mau harus berhadapan dengan apa yang
dinamakan multimedia. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa tanpa adanya
sentuhan multimedia, perpustakaan dianggap sebagai sebuah instutisi yang
ketinggalan jaman, kuno dan tidak berkembang.
Namun demikian, kiranya perlu ditelusur lebih jauh
berbagai hal mengenai penerapan layanan multimedia di perpustakaan.
Kami juga tak lupa untuk
mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan
untuk kami menyelesaikan makalah ini. Kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberi dorongan serta kepercayaan untuk membuat makalah ini, kami
mengucapkan terima kasih. Sebenarnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga jika ada saran maupun kritik yang bersifat membangun, dengan senang
hati kami akan menerima dengan lapang dada. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapapun.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahan multimedia di dalam perpustakaan merupakan
salah satu hasil usaha dalam meningkatkan mutu layanan di perpustakaan. Sejak
tahun 1972, manifesto perpustakaan awam UNESCO telah menekankan keperluan
multimedia di dalam perpustakaan. Pada tahun berikutnya, persidangan meja bulat
mengenai bahan audiovisual telah diwujudkan dalam IFLA untuk meliputi kesemua
“bahan bukan buku”.
Multimedia sekarang telah menjadi trend baru dalam
dunia perpustakaan yang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir
ini, seperti (CD-I dan CD-ROM) dan pemanfaatan multimedia, merupakan suatu
evolusi dokumen-dokumen audiovisual yang disusun secara elektronik. Dengan
lahirnya era teknologi komputasi multimedia ini telah mampu menciptakan system
komunikasi yang interaktif antara pemakai di Perpustakaan.
Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat
dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar gerak (video dan animasi) dengan
menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi,
berinterkasi, berkreasi dan berkomunikasi. Multimedia ini penting karena salah
satunya di pakai sebagai alat pelengkap layanan pengelolaan di perpustakaan.
Peralatan multimedia alternative dapat di gunakan untuk mendukung layanan
perpustakaan yang interaktif berbasis multimedia. Pada layanan ini pengguna
dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk Kaset Video, Kaset Audio,
MicroFilm, MicroFische, Compact Disk, Laser Disk, DVD, Home Movie, Home
Theatre, dll. disertai dengan sarana pelengkap seperti komputer multimedia,
televisi, video player dalam format beta, vhs, VCD, maupun DVD, perangkat
audio, dan infokus.
Media audiovisual merupakan sebagian warisan
kebudayaan kita, membawa sejumlah besar kemajuan di perpustakaan yang perlu
dipelihara untuk kegunaan masa depan. Berbagai media dalam masyarakat harus
dicerminkan dalam layanan oleh perpustakaan kepada para pengguna.
BAB
III
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Layanan
Multmedia di Perpustakaan
Tujuan utama setiap perpustakaan adalah mengusahakan
agar koleksi yang dimiliki dimanfaatkan secara maksimal oleh pemustaka. Hal ini
merupakan kegiatan layanan perpustakaan. Para pemakai jasa perpustakaan dapat
memperoleh kesempatan dan fasilitas semaksimal mungkin untuk menelusur dan
mempelajari informasi sesuai dengan kebutuhan. Jadi pengertian layanan
perpustakaan adalah seluruh kegiatan penyampaian bantuan kepada pemakai melalui
berbagai fasilitas, aturan dan cara tertentu pada sebuah perpustakaan agar
seluruh koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Teknologi komputasi multimedia merupakan suatu era
baru dalam dunia informasi di perpustakaan modern yang telah berkembang pesat
beberapa tahun terakhir ini. Multimedia telah mampu menciptakan sistem layanan
di perpustakaan, komunikasi yang interakitf antar pemakai komputer dengan
computer itu sendiri.
Secara umum multimedia diartikan sebagai kombinasi
teks, gambar, seni grafik, animasi, suara, dan video. Aneka media tersebut
digabungkan menjadi satu kesatuan kerja yang akan menghasilkan suatu informasi
yang memiliki nilai komunikasi yang sanggat tinggi, artinya informasi bahkan
tidak hanya dapat dilihat sebagai hasil cetakkan, melainkan juga dapat
didengar, membentuk stimulasi dan animasi yang dapat membangkitkan selera dan
memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajiannya.
3.2 Fakta
Audiovisual dan Multimedia (Am)
Jumlah Permintaan pemustaka yang semakin bertambah
meliputi bidang pendidikan dan rekreasi serta keperluan lainnya yang dihasilkan
dalam berbagai format audiovisual dan elektronik. Akses bahan-bahan ini
haruslah sama terbuka dan bebas seperti akses pada bahan cetak.
Media audiovisual merupakan sebagian warisan
kebudayaan kita, membawa sejumlah besar kemajuan di perpustakaan yang perlu
dipelihara untuk kegunaan masa depan. Berbagai media dalam masyarakat harus
dicerminkan dalam layanan oleh perpustakaan kepada para pengguna.
Sebuah perpustakaan terwujud untuk memberi kepuasan
kepada pemustaka baik yang tua maupun yang muda. Bahan audiovisual boleh sampai
kepada pemustaka yang awam yang mana bahan-bahan tradisi yang tercetak telah
member kesan kecil kepada mereka, Contohnya kepada mereka yang keberatan untuk
menggunakan koleksi bercetak, dan kepada mereka yang mempunyai kekurangan
penglihatan dan lain-lain.
Multimedia dan perlengkapan computer telah menyumbang
ledakan besar bahan-bahan audiovisual di perpustakaan. Hampir setiap pengguna
atau pengunjung pepustakaan merupakan pengguna berpotensi bahan-bahan
audiovisual dan multimedia serta bercetak.
Bahan audiovisual tidak harus dianggap sebagai bahan
tambahan mewah, sebaiknya harus dianggap sebagai komponen yang perlu dalam
layanan perpustakaan. Perpustakaan berada dalam keadaan majemuk karena harus
berurusan dengan berbagai jenis bahan, termasuk bercetak, audiovisual,
elektronik (termasuk internet) dan multimedia.
Para pustakawan harus menyadari potensi format
audiovisual dan multimedia sebagai bahan sumber dan menyertakan dalam koleksi
mereka. Sama seperti bahan bercetak, jenis bahan-bahan audiovisual dan
multimedia yang ada di perpustakaan mesti bergantung kepada para penggunanya.
Sebagai contoh dalam pendidikan formal seperti menyediakan layanan perpustakaan
kepada sekolah-sekolah.
3.3 Definisi Audiovisual dan Multimedia
Audiovisual
Berkaitan dengan penglihatan dan/atau bunyi.
Bahan-bahan
audiovisual
Mana-mana bahan bunyi dan/atau imej bergerak dan/atau
pegun yang dirakamkan.
Multimedia
Mengandungi dua atau lebih ekspresi audiovisual, contohnya
bunyi dan imej, teks
dan grafik animasi.
Multimedia
interaktif
Multimedia disertai dengan susunan dan/atau sifat
persembahannya dibawah
kawalan pengguna.
Multimedia adalah kombinasi dari
computer dan video (Rosch 1996) atau Multimedia secara umum merupakan kombinasi
tiga elemen, yaitu suara, gambar dan teks (Mc Cormick, 1996) atau
Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output
dari data, media ini dapat audio (suara, musik) , aminasi, video, teks, grafik
dan gambar (Turban dkk, 2002) atau Multimedia merupakan alat yang dapat
menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks,
grafik, animasi, audio dan gambar video (Robin dan Linda 2001).
Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan
menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi,
berinterkasi, berkreasi dan berkomunikasi. Dalam definisi ini terkandung empat
komponen penting dalam multimedia. Pertama,
harus ada computer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, yang
berinteraksi dengan kita.Kedua, harus ada link yang meghubungkan kita
dengani informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang memandu
kita, menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung.Keempat,
multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses, dan
mengkomunikasikan informasi dan ide kita sendiri. Maka multimedia ada yang
online (Internet) dan multimedia ada yang offline (tradisional).
3.4 Integrasi
teks, Gambar, Grafik, Suara, Animasi dan Video
Untuk
menciptakan suatu komunikasi interaktif dari sebuah informasi ,multimedia
mengintegrasikan teks, grafik, suara, animasi dan video yang mampu mempengaruhi
sebanyak mungkin indera yang dimiliki oleh manusia seperti penglihatan,
pendengaran dan perasaan.
Media
teks digunakan untuk menciptakan tulisan – tulisan, sedangkan media gambar dan
grafik digunakan untuk menciptakan suatu citra yang dapat menerangkan dan
berbicara lebih banyak dari tulisan – tulisan yang ada. Tanpa sistem grafis
yang baik, tidak mungkin informasi dapat disajikan dalam bentuk diagram,
animasi, video maupun teks dengan kualitas tinggi. Disamping itu penambahan
sound dapat lebih menciptakan suasana interaktif bagi pemakainya.
Animasi
adalah gambar – gambar yang bergerak dengan kecepatan, arah, dan cara
tertentu. Jadi dalam pembentukan animasi terdapat tipe data pemrograman yang
baru, yaitu waktu. Dengan animasi, penyajian informasi menjadi lebiih hidup dan
menarik. Misalnya, animasi tentang rumus9z Gaya = Massa * Grafitasi yang
menggambarkan pengaruh massa dan grafitasi terhadap gayayang terjadi pada
sebuah benda yang jatuh.
3.5 Pentingnya Multimedia
Multimedia
itu penting karena salah satunya dipakai sebagai alat untuk mengelola
layanan perpustakaan. Multimedia menjadikan kegiatan membaca itu dinamis dengan
memberi dimensi baru pada kata-kata. Apalagi dalam hal penyampaian makna,
kata-kata dalam aplikasi multimedia bisa menjadi pemicu yang dapat
digunakan memperluas cakupan teks untuk memeriksa suatu topik tertentu secara
lebih luas. Multimedia melakukan hal ini bukan hanya dengan menyidiakan lebih
banyak teks melainkan juga menghidupkan teks dengan menyertakan bunyi, gambar,
musik, animasi, dan video, sehingga dapat memberikan layanan yang lebih
variatif kepada pemakai perpustakaan.
Kelebihan
multimedia adalah menarik indera dan menarik minat, pembaca di
perpustakaan karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan.
Maka multimedia sangatlah efektif, multimedia menjadi tool yang ampuh untuk
mengembangkan layanan di perpustakaan. Layanan multimedia online juga sudah
mulai dikembangkan di perpustakaan.
3.6 Produk
Layanan Multimedia
Layanan multimedia / audio-visual yang dulu lebih
dikenal sebagai layanan “non book material” adalah layanan yang secara langsung
bersentuhan dengan TI. Pada layanan ini pengguna dapat memanfaatkan teknologi
informasi. Produk layanan multimedia yang diterapkan di perpustakaan
diantaranya adalah Kaset Video, Kaset Audio, MicroFilm, MicroFische,
Compact Disk, Laser Disk, DVD, Home Movie, Home Theatre, dll. disertai
dengan sarana pelengkap seperti komputer multimedia, televisi, video player
dalam format beta, vhs, VCD, DVD maupun perangkat audio. Layanan ini juga
memungkinkan adanya media interaktif yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk
melakukan pembelajaran, dsbnya. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam layanan
perpustakaan adalah pengguna yang mempunyai keterbatasan, seperti penglihatan
yang kurang, buta, pendengaran yang kurang dan ketidakmampuan lainnya. Layanan
Multimedia / Audio-Visual memungkinkan perpustakaan dapat memberikan pelayanan
kepada para pengguna dengan kriteria ini.
Subyek jenis koleksi CD yang ada di
perpustakaan diantaranya adalah:
Ensiklopedi
Komputer
Skripsi
Internet
Teknologi Kimia
Biografi
Psikologi
Musik
Agama Islam
Teknik, dll
Sedangkan jenis koleksi CD-ROM yang
ada adalah CD jurnal Proquest yang subyeknya meliputi:
Business
Kedokteran,
Teknik
Farmasi, dll
Subyek kaset yang ada adalah TOEFL
dan kesehatan.
3.7 Bentuk
Penerapan Multimedia di Perpustakaan
Penerapan teknologi di perpustakaan yang sudah
popular saat ini diantaranya adalah :Audible e-Books, e-News, e-Digital,
e-Dictionary, Audio Books, InfoEyes (Virtual Reference), Braille,
dsbnya.
BARCODE
Barcode dalam ilmu computer
diartikan dengan kode atau simbol yang pada umumnya terdiri dari lajur-lajur
atau batang-batang parallel, kadang berwarna-warni, yang berbeda-beda tebal
maupun jarak antara batangnya. Perpustakaan banyak yang memasang barcode pada
koleksinya demi keamanan dan kelancaran pelayanan. Peralatan pengamanan ini
terdiri dari alat sensor, alat keamanan buku, dan alat aktifaksi-deaktifksi.
ALAT
SENSOR
Alat sensor adalah pintu yang
dipasang pada pintu keluar perpustakaan sekolah yang berfungsi
sebagai pengontrol.
ALAT
PENGAMAN BAHAN PUSTAKA
Bahan pustaka yang terdiri dari bahan kertas dan
bahan non kertas yang dipinjamkan keluar, perlu diberi tattle tape system
sebagai alat keamanan. Alat ini memiliki karakteristik :
a. Bentuknya
tipis, bening, dan transparan sehingga sulit dikenali.
b. Menggunakan
tekhnologi elektromagnetik yang dah diterapkan ke permukaan bahan pustaka.
ALAT
AKTIFASI-DEAKTIFASI
Alat ini memiliki kemampuan aktifasi deaktifasi
secara cepat , kira-kira dua detik dan dapat dilakukan dari dua arah yang
berlawanan. Kecuali itu, alat ini memilki karakteristik sebagai berikiut :
a. Memilki
interface ke barcode system sehingga dapat mengakses informasi dari database.
b. Memiliki
indicator yang mudah di baca pada saat proses aktifasi atau deaktifasi.
c. Dapat
melakukan aktifasi atau deaktifasi beberapa buku sekaligus.
d. Dapat digunakan
untuk bahan nonbuku seperti film, kaset, CD, dan lainnya.
3.8 Peralatan
Multimedia Alternatif
Peralatan
multimedia alternatife yang dapat digunakan layanan diperpustakaan untuk
mendukug pembangunan layanan perpustakaan yang interaktif berbasis multimedia.
Peralatan – peralatan itu antara lain adalah system pemindai kartu yang telah
dikembangkan untuk menyediakan fasilitas penyidikan melalui kartu anggota
perpustakaan. Selain itu, model barcode juga dikembangkan untuk menyediakan
data buku.
3.9 Kendala
Implementasi Multimedia
Masalah
yang masih sering menghantui teknologi komputasi multimedia adalah banyaknya
standart peralatan yang ada, seperti volume kabel, konektor, dan
standart peralatan yang ada,seperti volume kabel, konektor, dan standart formal
sinyal, sehingga membutuhkan waktu instalasi yang lama.
Disamping
itu, teknologi komputasi multimedia menurut spesifikasi hardware yang tinggi
dan harganya cukup mahal. Hambatan ini dalam perkembangan teknologi
komputasi multimedia saat ini adalah besarnya data digital untuk
menyimpan image video fullmotion.
Disamping
kendala teknis peralatan, kendala lain yang dihadapi adalah kurangnya SDM yang
memahami factor-faktor yang terkait dengan penyajian pemodelan grafis, seperti
tatawarna,tatagrafis, penciptaan atensi atau daya tarik dan kemampuan ingatan
manusia.
Kendala-kendala
tersebut membutuhkan perhatian yang cukup besar. Tampaknya kendala-kendala tersebut
dapat diatasi. Caranya adalah dengan meningkatkan wawasan dan pengetahuan SDM.
3.10 Kendala
Implementasi Multimedia
Koleksi audio visual dapat dipijam oleh pengguna
perpustakaan dengan ketentuan peminjam adalah yang menjadi anggota perpustakaan.
Sedangkan tata cara peminjaman koleksi audio visual
adalah sebagai berikut:
Menyerahkan KAP sebagai jaminan
Mengisi dan menandatangani surat perjanjian
peminjaman koleksi AV yang telah disediakan
Anggota
perpustakaan dapat meminjam DVD, VCD, buku
audio, Video Tape dan CD-ROM dari perpustakaan.
Koleksi
audio visual dapat dipijam oleh pengguna perpustakaan dengan ketentuan peminjam
adalah yang menjadi anggota perpustakaan.
Jangka waktu pinjaman untuk bahan audio-visual adalah 14
hari (termasuk hari pinjaman). Jangka waktu pinjam selama 21 hari.
Pembaharuan
tidak diperbolehkan untuk bahan audio visual.
Bimbingan orang tua diperlukan bagi anggota Anak yang meminjam / melihat item AV.
Anggota
yang menyalahgunakan layanan ini maka keanggotaan akan ditangguhkan. Tidak ada
pengembalian biaya keanggotaan yang telah dibuat.
Anggota bertanggung jawab untuk melakukan
perawatan terhadap item AV.
Anggota bertanggung jawab atas segala kerusakan atau
kehilangan barang AV dipinjam. Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan
cepat hingga 5 menit di Stasiun Pengujian sebelum pinjaman.
Perpustakaan tidak akan bertanggung jawab atas infeksi virus /
kerusakan pemain peminjam yang dihasilkan dari pinjaman item AV.
3.11 Alur Multimedia
Streaming
Layanan multimedia streaming merupakan suatu
teknologi yang mampu mengirimkan file audio dan video digital secara real time
pada jaringan komputer.
Layanan Multimedia Streaming ini dibagi menjadi
beberapa protocol, diantaranya adalah:
RSVP – Resource Reservation Protocol : digunakan
untuk mereserve bandwith sehingga data dapat tiba ditujuan dengan cepat dan
tepat.
SMRP – Simple Multicast Routing Protocol : Protocol
yang mendukung ‘conferencing’ dengan mengganda-kan (multiplying) data pada
sekelompok user penerima
RTSP – Real-Time Streaming Protocol (RFC 2326) :
digunakan oleh program streaming multimedia untuk mengatur pengiriman data
secara real-time, tidak bergantung pada protokol Transport. Metode yang ada:
PLAY, SETUP, RECORD, PAUSE dan TEARDOWN. Digunakan pada Video on Demand
RTP – Real Time Transport Protocol (RFC 1889) : suatu
standard untuk mengirimkan data multimedia secara real-time, bergantung pada
protokol Transport. Selain itu, protocol ini juga berjalan diatas UDP tapi bisa
juga diatas protokol lain
RTCP – Real-Time Control Protocol : Protocol QoS
(Quality of Service) untuk menjamin kualitas streaming. Protocol ini juga
merupakan bagian pengkontrolan paket data pada RTP
Dalam melakukan streaming multimedia, untuk
menghasilkan presentasi yang baik seringkali timbul kendala. Kendala-kendala
yang dapat terjadi dalam melakukan streaming multimedia adalah sebagai berikut:
Bandwidth sangat berpengaruh terhadap kualitas
presentasi suatu data stream. Di samping kondisi jaringan juga mempengaruhi
bandwidth, hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran data stream harus sesuai
dengan kapasitas bandwidth jaringan. Untuk mengatasinya digunakan kompresi data
dan penggunaan buffer.
Sinkronisasi dan delay, agar media yang berbeda
sampai dan dipresentasikan pada user seperti aslinya, maka media tersebut harus
tersinkronisasikan sesuai dengan timeline presentasi tersebut dan delay
seminimal mungkin. Adanya kerugian sinkronisasi dan delay dapat disebabkan oleh
kondisi jaringan yang buruk, sehingga mengakibatkan timeline presentasi menjadi
kacau.
Interoperability Idealnya adalah presentasi yang kita
buat harus dapat dimainkan oleh semua jenis client, CPU yang berbeda, sistem
operasi yang berbeda, dan media player lainnya.
Layanan multimedia streaming terutama video streaming
dan audio streaming merupakan salah satu jenis aplikasi internet yang sekarang
ini sering diakses oleh user. Berdasarkan pengujian Quality of Services melalui
Testbed jaringan pada miniatur Global Area Network(GAN) dihasilkan bahwa
Streaming video ini membutuhkan bandwidth kanal yang tinggi serta delay yang
rendah agar dapat dinikmati secara interaktif. MPEG-4 sebagai sebuatr metode
coding baru dikembangkan untuk melakukan kompresi pada data video maupun audio
sedemikian rupa sehingga bit-rate yang dihasilkan mampu menyesuaikan dengan
karakteristik kanal yang akan dilewati bahkan mampu dilewatkan pada bandwidth
64 Kbps. Sedangkan untuk mengatasi besarnya end to end delay maka digunakan
MPLS yang memiliki kelebihan dalam forwarding paket data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar